Daur Ulang Pospak: Menghemat Pengeluaran Pospak dan Alternatif Clodi

Penggunaan pospak/disposable diapers/ popok sekali pakai memang praktis, tapi tentunya menghasilkan limbah yang tidak sedikit dan memakan biaya yang lumayan terasa. Dalam 1 hari, bayi yang baru lahir bisa pup berkali-kali dan pipis >10x. Kalau hanya pakai popok kain ya bocor kemana-mana, kan ga enak kalau ada tamu pengen gendong. Selain itu, dalam ajaran islam, kencing itu najis. Ibadah sholat kita tidak diterima kalau ada sedikit saja najis dari kencing yang menempel.
Akhirnya kami pun pada awalnya pakai pospak, buang, ganti lagi, buang, dan sehari bisa 6-10x ganti. Alhasil, belum sampai seminggu, pospak paket yang besar ludes.

Hmm., saya lantas berpikir, "waduh, mau habis berapa banyak pospak ya dalam 1 bulan, berapa duit yang harus dikeluarin?". Ditambah lagi, bidan saya pernah pesan: meski pakai pospak, 3-4 jam sekali harus diganti. Berarti dalam 1 hari akan perlu sekitar 6-8 pospak, belum lagi kalau pup nya sering. Misal. Pukul rata 7 pospak x 30 hari x 1500 (rata2 harga pospak yang paling murah) = 315.000. ==> ini untuk hitungan newborn ya.
Kalau sudah lebih besar dan pakai full pospak akan perlu 4-5 pospak (estimasi pup 1-2x, ganti pospak pagi, sore, dan tengah malam). Tapi tetap saja 4x30x1500= 180.000 (bulatkan jadi 200.000)

200-300an ribu buat pospak doang? Gimana yang lain2?. Dikali 1 tahun bisa 2-3 juta sendiri untuk pipis dan pup nya dedek. Belum lagi risiko ruam dari penggunaan pospak akibat bahan kimia nya. Belum juga terpikirkan limbah yang dihasilkannya.

Sempat browsing2 seputar cloth diapers (clodi) yang saat ini sedang booming di sosmed sebagai pengganti pospak. Tapi masih pikir2 dulu, melihat harga rata2nya yang tidak murah dan ga mungkin cuma punya 1-2 clodi aja untuk konsisten. Selain itu, saya makin skeptis saat melihat review clodi berbagai merk dan model dari banyak blog dan web. Jadi untuk saat ini, saya masih maju mundur untuk beli clodi karena takut salah beli.

Alhamdulillah mama saya menularkan alternatif yang cukup membantu menghemat biaya pengeluaran pospak per bulan. Cara ini juga sangat membantu buat buibu yang masih merasa berat merogoh kocek cukup dalam untuk membeli clodi.

Maaf kalau ada yang mikir agak menjijikkan. Tapi demi kantong yang lebih aman, musti rela berjijik ria buat bersihin kotoran dedek, toh kan habis itu cuci tangan yang bersih, hehe

Saya menggunakan cara daur ulang pospak. Caranya kira2 begini:

- Saya pakai pospak yang terkena pipis saja atau eek yang hanya sedikit untuk dicuci ulang. Untuk pospak yang kena eek banyak, saya langsung buang.
- Pospak bekas itu lalu direndam air sebentar atau dialiri air, hingga jelly di dalamnya mengembang. Kemudian dari ujung bagian depannya dibuka pelan2 (kayak buka jajan chiki gitu) dan keluarkan jellynya. Kalau jelly masih ada yang nyangkut, alirin air lagi supaya bisa keluar --> buang jelly nya di plastik sampah ya
- Untuk tipe perekat, jangan lupa perekatnya direkatkan ke arah dalam, supaya tidak menempel kemana2 dan merusak bagian lain.
- Pospak yang tinggal bagian luarnya itu dibilas dengan air hingga kita yakin bersih
- Setelah itu, kucek-kucek pospak dengan deterjen, peras, jemur. Atau supaya lebih cepat, di spin pakai mesin cuci. Pospak daur ulang ini cepat kering, jadi hanya angin-anginkan di dalam rumah juga bisa kering.
- Untuk pemakaiannya, pospak daur ulang ini di bagian dalamnya dilapisi oleh popok kain biasa, kain bedong yang dipotong-potong, insert atau prefold clodi.
- Setiap 2-3 jam kita hanya perlu mengganti kain bagian dalamnya saja. Kalau pospaknya agak lembab bisa dilap dengan tissue basah (supaya ga pesing), lalu dilap lagi dengan kain kering.

Kenampakan pospak daur ulang. Sejauh ini yang saya coba cukup awet didaur ulang adalah pospak merk sweety bronze comfort dan mamipoko extra dry tipe perekat. Keduanya ga gampang brudul dan perekatnya oke. Tipe celana juga ada, tapi karena bayi masih bobokan aja, kurang cocok. 

Dengan alternatif ini, saya hanya perlu mengganti pospak daur ulangnya pagi, siang, sore, dan kalau kena pup yang beleber di pinggir.
Tapi saat tengah malam hingga pagi, saya masih memakaikan pospak baru untuk anak saya supaya ga kebangun-bangun karena basah. Pospak yang dipakai malam itu akan dicuci keesokannya dan bisa menambah stok pospak daur ulangnya.

Naah, jadi bisa lebih hemat kan. Dalam sehari cukup ambil 1 atau maksimal 2 pospak baru (jaga2 kalau malam-pagi si dedek pup). Tapi diusahakan hanya 1 karena selalu merasa sayang banget saat pospak baru kena pup. Jadi, cukup memangkas budget untuk pospak kan..
Lebih hemat lagi kalau beli prefold atau insert nya clodi yang tebal dan bagus (hemp/bamboo/microfleece/suede) untuk dipakaikan dari malam sampai pagi, atau saat keluar rumah --> masih rencana.

Pospak daur ulang ini lembut dan tipis, jadi anak ga terlalu ngangkang dan popoknya terlihat ramping. Pospak seperti ini juga efektif mencegah bocor karena ada lapisan anti air di bagian luar. Perekat nya juga rata-rata cukup bagus, bisa dipakai berkali-kali meski dicuci. 

Saya mengganti pospak daur ulang kalau perekat sudah ga bisa nempel lagi, pospak udah berserabut dan bocor, atau sudah jelek lah pokoknya. 1 pospak rata-rata bisa didaur ulang >3x. Tergantung gimana nyucinya. Kadang kalau lagi mager, saya ikut cuci di mesin cuci, tapi jadinya memang lebih cepet rusak.

Memang butuh menyingkirkan segala rasa malas untuk menyisihkan waktu mencuci popok dan pospak. Tapi demi kantong yang lebih damai, musti dibela-belain. Biaya air dan deterjen juga lebih ga terasa bagi saya dibandingkan biaya untuk beli pospak jumlah besar.

Kira2 begitulah cara saya mensiasati penggunaan pospak supaya lebih aman di kantong dan lebih aman bagi dedek dari risiko ruam. 

Ke depannya memang ada rencana untuk beralih ke clodi, karena bisa dipakai jangka lama dan ga nyampah. Tapi untuk saat ini saya masih brainstorming tentang clodi, ga mau jadi salah beli dan justru terkesan boros karena setiap beli 1 clodi aja kan lumayan tuh, bisa dapat setidaknya 2 paket pospak isi 20-30 (hhehe). Dan clodi yang kualitasnya bagus juga harganya pasti bagus (wong jowo bilangnya: "rego nggowo rupo"). Ditambah lagi, di kota saya yang kecil ini masih belum banyak pilihan clodi, karena sebenernya pengen pegang sendiri bahan clodinya dan lihat2 detilnya secara langsung, ga hanya online, tapi entahlah, sepertinya susah, hehe.

Sekian cerita hari ini ;)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

First Pregnancy

Menuju Kelahiran Buah Hati Pertama