Postingan

Daur Ulang Pospak: Menghemat Pengeluaran Pospak dan Alternatif Clodi

Gambar
Penggunaan pospak/disposable diapers/ popok sekali pakai memang praktis, tapi tentunya menghasilkan limbah yang tidak sedikit dan memakan biaya yang lumayan terasa. Dalam 1 hari, bayi yang baru lahir bisa pup berkali-kali dan pipis >10x. Kalau hanya pakai popok kain ya bocor kemana-mana, kan ga enak kalau ada tamu pengen gendong. Selain itu, dalam ajaran islam, kencing itu najis. Ibadah sholat kita tidak diterima kalau ada sedikit saja najis dari kencing yang menempel. Akhirnya kami pun pada awalnya pakai pospak, buang, ganti lagi, buang, dan sehari bisa 6-10x ganti. Alhasil, belum sampai seminggu, pospak paket yang besar ludes. Hmm., saya lantas berpikir, "waduh, mau habis berapa banyak pospak ya dalam 1 bulan, berapa duit yang harus dikeluarin?". Ditambah lagi, bidan saya pernah pesan: meski pakai pospak, 3-4 jam sekali harus diganti. Berarti dalam 1 hari akan perlu sekitar 6-8 pospak, belum lagi kalau pup nya sering. Misal. Pukul rata 7 pospak x 30 hari x 1500 (ra

Breast Pump Review

Gambar
Dari awal kelahiran, aku pakai beberapa breastpump untuk mompa asi. Ini hanya sebagian kecil banget dari varian pompa asi di dunia per-ASI-an, hehe. 1. Silicone Breastpump MOOIMOM Ini breastpump pertama yang aku punya, harganya waktu itu IDR 149.000 beli di kokas. Aku beli yang ga ada ring nya di bagian leher. Ini pompa paling simple ya, karena dia cuma ada 2 part, silikon tempatnya dan tutup. Pakainya cuma dipencet, terus ditempel ke PD. Pompa ini sebenernya lebih tepat disebut milk saver, karena dia berguna banget untuk menampung asi yang rembes dari PD sebelah, saat PD satunya diminum bayi atau dipompa. Kekurangannya: Pompa ini ga bisa mancing LDR (Let Down Reflex) sendirian. Dia dipakai sebagai pendamping pompa lain (manual/elektrik) atau menampung asi saat kita menyusui. Pernah baca review teman, katanya sih merk ini masih kalah nempel dan hisapannya dibanding merk Haaka. Tapi buatku cukup berguna, bisa nempel kenceng kok, tapi mungkin hisapannya lama2 berkurang karena efe

Menyusui Itu Tidak Mudah

Kenapa saya bilang ga mudah? Ya, karena memang ga mudah bagi saya ya, mungkin ada sebagian orang yang dikaruniai asi banyak dengan usaha yang biasa. Tapi ada juga yang harus berusaha mati-matian buat ngeluarin ASI, ada juga yang akhirnya pasrah dan beralih sufor, ada yang masih berusaha keluarkan asi plus disupport dengan sufor. Semuanya sama-sama baiknya, yang terpenting adalah.. anak kita sehat dan bisa tumbuh kembang dengan baik, that's it.. Tapi, memang idealnya seorang ibu punya insting ingin menyusui anaknya. Dan saya tergolong yang perlu usaha keras untuk itu Di awal kehidupan anak saya, kami tidak sempat melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) tepat setelah lahir. Boro2 IMD, lahir saja anak saya ga nangis, tercemar ketuban ijo karena distress yang berujung dia pup di dalam rahim. Anak saya pun harus dipasang c-pap untuk bantu napas, dipasang selang untuk keluarkan sisa ketuban, diberi antibiotik, dan dirawat di inkubator. Bayi saya tergolong BBLR (Bayi Berat Lahir

Menuju Kelahiran Buah Hati Pertama

Di minggu ke 38, aku mulai merasakan kontraksi. Rasanya kenceng banget di bagian perut depan dan atas. Aku mikirnya ini pasti kontraksi palsu, Braxton Hicks. Jadinya aku tenang-tenang aja,. tapi.. kok makin lama makin sering ya, makin sakit pula. Mamaku udah panik thu, "yuk periksa, udah kayak gitu, udah deket thu berarti". Akhirnya kita coba cek ke RSIA Al Hasanah yang deket rumah, daan udah bukaan 1. Jeng jeeeng, it means, bukan main2 lagi kontraksinya. Bidan sarankan ngamar di RS. Akhirnya kutelfon suami dan  si kangmas langsung terbang ke madiun. Tapii.. setelah konsultasi dokter Santi, beliau bilang bisa pulang karena ini mungkin kontraksi palsu. *capek deeh, udah panik2 dan bikin suami jg panik, masih palsu, hmm, bener instingku sebelumnya.. cuman dokternya bilang waktu lahiran kemungkinan memang sudah dekat. Aku tanya, kira2 berapa hari lagi. Beliau ga bisa pastikan. Bisa 2,3 hari atau bahkan seminggu lebih. Dalam batin "Waduuuh, smoga jangan seminggu lebih, kasih

First Pregnancy

Kehamilan pertama itu adalah masa yang berkesan banget untuk seorang ibu. Karena diliputi rasa deg-degan setiap mau periksa kehamilan, menunggu harap-harap cemas untuk kehadiran sosok baru dalam keluarga. Setiap hari, untaian doa dihantarkan untuk janin yang ada di perut, semoga sehat selalu, tumbuh kembang sesuai semestinya. Di bulan pertama, tentu masih belum sadar kalau aku hamil. Kehamilan bisa dideteksi begitu kita telat haid, sekitar minggu ke 5. Di minggu ke 5, setelah testpack positif, aku ditemani suami coba konsultasi ke SpOG. Kami memilih RSIA Hermina Jatinegara karena dekat dan banyak pilihan dokter obgynnya, plus tarif nya wajar untuk skala Jabodetabek. Setelah browsing2, aku nemu nama dr. Sawitri, SpOG, yang sering disebut2 di internet. Okelah kami coba. Di minggu ke 5 itu, sudah kelihatan kantong kehamilannya, alhamdulillah semua normal, denyut jantung belum terdeteksi. Tapi, kami agak kurang sreg dengan dokternya,. yaaa ini cuma penilaian pribadi aja, cocok cocokan

Masa Awal Pernikahan dan Menunggu Kehamilan

Aku menikah di tengah-tengah kesibukan koass mengejar gelar dokter gigi. Tentu bukan hal mudah mempersiapkan semua hal terkait pernikahan di sela kesibukan itu, ditambah lagi acara yang dilaksanakan di kampuang halaman (Madiun) sedangkan aku dan si mas calon di Jakarta, daan kita ga pakai WO. Hectic abiss.. Setelah menikah, kamipun masih canggung2 gtu, karna kami ga lewat pacaran, jadi nya masa awal pernikahan itu kami manfaatkan sebaik-baiknya buat "pacaran" dulu.. kalo di ingat-ingat, indah banget lho masa masa pacaran di awal pernikahan. Ga ada rasa insecure, tentram dan happy banget, meski habis honeymoon sebentar langsung lanjut koass.. Meskipun sibuk koass, aku insyaAlloh tidak ada niatan untuk menunda kehamilan, natural aja, kalau Alloh kasih segera, insyaAlloh berarti kami juga sudah dikasih kesiapan, kalau dikasihnya nanti-nanti, mungkin memang kami belum mampu.. Karena keluarga sering pesan, jangan sampai menunda, nanti kebablasan lho,. Oke, akhirnya kami pun pa

How's Life After Marriage

Setelah menikah, ternyata hidup itu se berubah itu.. awalnya aku orang yang suka suka, setelah menikah ya ga bisa begitu lah ya.. tapi aku sangat menikmati kehidupan pasca menikah. Hidup rasanya sudah sempurna, apalagi ibadah.. karena menikah itu menyempurnakan separuh agama. It means, sebelum kita menikah, amalan yang kita lakukan itu masih hitungan se-per berapanya orang yang sudah menikah. Sholat pun juga beda pahalanya, 2 roka'at orang yang sudah menikah lebih baik dari 82 roka'at orang yang belum menikah. Hmm.. dan setelah menikah, sebagai istri kita hanya butuh 4 hal buat masuk surga: taat suami, sholat 5 waktu pada waktunya, puasa ramadhan, dan menjaga farji.. Gampang kah? Enggak juga.. susah juga lho ternyata.. gangguan syaithon pasti akan terus ada. Misal. Aku yang sudah ibu2 punya bayi, mau sholat aja bayinya nangis2 ga karuan, harus dibuat diem dulu, bayinya bobok, eh kitanya ikutan bobok, dan waktu sholatnya kelewatan, tapi harus tetep sholat.. itu sudah beberapa ka